Selasa, 07 Januari 2014

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digestif, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi. Tanpa adanya gizi yang adekuat, maka kualitas hidup tidak akan optimal dan tentunya akan mempenagruhi proses tumbuh kembang.
1.2  Tujuan
Tujuan umum dibuatnya makalah ini adalah mengetahuinya gangguan gizi pada anak. Sedangkan tujuan khusus dari pembuatan makalah ini meliputi :
  1. Mengetahui patofisologi dari gangguan gizi.
  2. Mengetahui  manifestasi klinis dari tiap malnutrisi.
  3. Menegtahui masalah yang dialami anak dan penatalaksanaan malnutrisi.
  4. Mengetahui dampak malnutrisi.
  5. Mengetahui proses tumbuh kembang anak usia sekolah terkait masalah.
  6. Menerapkan proses keperawatan dari malnutrisi.
  7. Mengetahui promotif dan prefentif dari malnutrisi.
1.3  Batasan Masalah
Padamakalah ini penyusun memberikan batasan masalah yaitu hal-hal yang akan dibahas dalam makalah ini terkait dengan gangguan gizi pada anak (malnutrisi atau underweight). Adapun malnutrisi yang akan dibahas disini adalah marasmus dan kwashiorkor beseta dampaknya.






BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1  Pengertian Gizi Buruk
Malnutrisi (gizi buruk) adalah suatu istilah umum yang merujuk pada kondisi medis yang disebabkan oleh diet yang tak tepat atau tak cukup. Walaupun seringkali disamakan dengan kurang gizi yang disebabkan oleh kurangnya konsumsi, buruknya absorpsi, atau kehilangan besar nutrisi atau gizi, istilah ini sebenarnya juga mencakup kelebihan gizi (overnutrition) yang disebabkan oleh makan berlebihan atau masuknya nutrien spesifik secara berlebihan ke dalam tubuh. Seorang akan mengalami malnutrisi jika tidak mengkonsumsi jumlah atau kualitas nutrien yang mencukupi untuk diet sehat selama suatu jangka waktu yang cukup lama. Malnutrisi yang berlangsung lama dapat mengakibatkan kelaparan, penyakit, dan infeksi.
Tanda-tanda dari banyak kasus malnutrisi yaitu ketika cadanagn nutrisi dihabiskan dan nutrisi serta energi yang masuk tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari atau tidak memenuhi tanbahan metabolic yang meningkat.
Defisiensi gizi dapat terjadi pada anak yang kurang mendapatkan masukan makanan dalam waktu lama. Istilah dan klasifikasi gangguan kekurangan gizi amat bervariasi dan masih merupakan masalah yang pelik. Walaupun demikian, secara klinis digunakan istilah malnutrisi energi dan protein (MEP) sebagai nama umum. Penentuan jenis MEP yang tepat harus dilakukan dengan pengukuran antropometri yang lengkap (tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas dan tebal lipatan kulit), dibantu dengan pemeriksaan laboratorium
Gizi buruk adalah keadaan kekurangan energi dan protein tingkat berat akibat kurang mengkonsumsi makanan yang bergizi dan atau menderita sakit dalam waktu lama. Itu ditandai dengan status gizi sangat kurus (menurut BB terhadap TB) dan atau hasil pemeriksaan klinis menunjukkan gejala marasmus, kwashiorkor atau marasmik kwashiorkor.


2.2  Penyebab Gizi Buruk
  1. Penyebab langsung
Penyakit infeksi
  1. Penyebab tidak langsung
    1. Kemiskinan keluarga
    2. Tingkat pendidikan dan pengetahuan orang tua yang rendah
    3. Sanitasi lingkungan yang buruk
    4. Pelayanan kesehatan yang kurang memadai
Selain itu ada beberapa penyebab dari gizi buruk seperti :
  1. Balita tidak mendapat makanan pendanping ASI (MP-ASI) pada umur 6 bulan atau lebih
  2. Balita tidakmendapat ASI ekslusif (ASI saja) atau sudah mendapat makanan selain ASI sebelum umur 6 bulan
  3. Balita tidakmendapat makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada umur 6 bulan atau lebih
  4. MP-ASI kurang dan tidak bergizi
  5. Setelah umur 6 bulan balita jarang disusui
  6. Balita menderita sakit dalam waktu lama,seperti diare,campak, TBC, batukpilek
  7. Kebersihan diri kurang dan lingkungan kotor.
2.3  Klasifikasi Gizi Buruk
Untuk kepentingan praktis di klinik maupun di lapangan klasifikasi MEP ditetapkan dengan patokan perbandingan berat badan terhadap umur anak sebagai berikut:
  1. Berat badan 60-80% standar tanpa edema : gizi kurang (MEP ringan)
  2. Berat badan 60-80% standar dengan edema : kwashiorkor (MEP berat)
  3. Berat badan <60% :  marasmus (MEP berat)
  4. Berat badan <60% : marasmik kwashiorkor (MEP berat)Baca Selengkapnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar